Selasa, 09 November 2021

Perubahan Komunikasi di Era Digital

Cipta Madani 

Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Pontianak

Change Communication





        Menurut Schramm seorang ilmuwan komunikasi bahwa diantara manusia yang saling bergaul, ada yang saling membagi informasi, namun ada pula yang membagi gagasan dan sikap. Dari pengantar pengertian tersebut kita bisa membedakan bahwa tindakan komunikasi memiliki dua arah tujuan perubahan yang pertama perubahan ke arah kognitif, atau hanya sekedar mengisi isi kepala dengan ragam informasi, sementara yang kedua, perubahan ke arah psikologis, dimana ada dorongan untuk mengubah kondisi dan sikap manusia.

Aktivitas komunikasi kita bersama orang lain (berbentuk komunikasi antarpribadi) lalu didalamnya hanya saling berbagi informasi (tentang jumlah penyintas covid misalnya) atau saling memberitahu tentang fenomena-fenomena tertentu maka bisa dipastikan ini hanya tindakan komunikasi bertujuan kognisi. Contoh lainnya, jika kita membaca koran (berbentuk komunikasi massa) ingin mendapatkan informasi-informasi terkini mengenai kondisi sosial-politik Indonesia itupun adalah tindakan komunikasi bertujuan kognisi, kita hanya mendapat informasi semata.



Kemajuan teknologi telah mengubah sifat komunikasi interpersonal manusia. Tetapi bagaimana hal itu bisa terjadi? Kita tahu bahwa komunikasi merupakan aspek paling penting dalam kehidupan kita sehari-hari, komunikasi yang dimaksud tersebut dapat berbentuk verbal atau non-verbal. Sementara itu, pengertian dari komunikasi sendiri merupakan sebuah proses simbolik dimana realitas diproduksi, dipertahankan, dikoreksi, dan diubah. Dalam konteks ini, maka komunikasi dapat diubah oleh entitas lain, yaitu melalui perkembangan teknologi dan media digital.

Media digital dinilai memiliki pengaruh paling besar terhadap sifat komunikasi interpersonal, hal ini disebabkan cara media tersebut telah mengubah cara orang berinteraksi, dan telah menyebabkan hilangnya keterampilan sosial di kehidupan bermasyarakat. Media digital yang menjadi perantara manusia untuk berkomunikasi dapat menyebabkan adanya ketidakmampuan untuk berinteraksi secara langsung karena ketergantungan mereka pada media perantara tersebut. Media digital yang dalam hal ini dapat berupa video, audio, teks, gambar, dan sebagainya yang digunakan manusia untuk berkomunikasi telah menciptakan sebuah ‘kelegaan’ bagi orangorang yang tidak bisa berinteraksi secara sosial, hal ini karena mereka lebih mudah berkomunikasi dengan orang lain melalui platform media digital di belakang perangkat digital atau perangkat elektronik.

Media digital yang ada didalam media sosial juga dapat menciptakan sebuah dunia palsu di mana seseorang dapat memandang diri mereka sendiri sesuka mereka sambil bersembunyi di balik layar. Hal ini tentu bukanlah sesuatu yang baik karena citra diri yang ditampilkan bukanlah sesuatu yang nyata. Hal ini juga dapat mempengaruhi persepsi orang lain dan persepsi dunia terhadap diri orang tersebut akibat dari prediksi umum yang dilihat dan langsung mendefinisikan perilaku serta sikap orang lain yang menjadi prototipe atau yang paling mewakili dari sebuah objek yang dilihat. Sebuah persepsi dapat dikatakan berasal dari beberapa faktor seperti fisiologi, dimana sebagia alasan utama yang membuat orang memiliki pendapat yang berbeda-beda seperti sebagian orang beranggapan bahwa media sosial yang ada memberikan efek positif, akan tetapi ada juga pendapat bahwa media sosial memiliki efek negative seperti banyaknya orang yang beranggapan dirinya lebih baik di media sosial tetapi menyembunyikan identitas dirinya di balik layar.

 

        Teknologi komunikasi melalui media digital ini tidak memungkinkan seseorang untuk melihat aspek komunikasi nonverbal dari sebuah interaksi, padahal aspek non verbal merupakan aspek komunikasi yang tidak kalah penting dengan aspek verbal. Dalam komunikasi tatap muka, aspek non verbal dapat didapatkan dengan seseorang fokus pada bahasa tubuh dan ekspresi wajah yang memperkuat pesan sedangkan komunikasi melalui media digital tidak. Meskipun saat ini komunikasi menggunakan media digital dapat dilakukan dengan bertatap muka seperti menggunakan video call, atau facetime, namun hal tersebut tetap saja menunjukkan perbedaan dengan komunikasi yang dilakukan secara langsung.

Selain mempengaruhi hubungan, media digital juga dapat mempengaruhi gaya percakapan yang digunakan, dibandingkan dengan gaya komunikasi sebelum adanya perkembangan teknologi ini. Saat berkomunikasi menggunakan media, orang cenderung menggunakan kata-kata yang lebih pendek karena kebutuhan akan kata-kata yang lebih panjang tidak diperlukan ketika karena adanya simbol dan emoji untuk mengekspresikan apa yang ingin dikatakan. Ini merupakan hal yang bagus untuk sebuah perkembangan teknologi, tapi di sisi lain, hal ini menciptakan jalan pintas dan menyebabkan ketidaktahuan mengenai gaya bahasa, sehingga membuat percakapan menjadi singkat serta berkontribusi pada hilangnya nilai percakapan. Selain itu, interaksi atau cara berkomunikasi yang dilakukan dapat mempengaruhi hubungan interpersonal yang pastinya melibatkan perbedaan antara diri sendiri dengan orang lain, maka dari itu melalui berbagai platform akan dipertemukan dengan orang lain di luar sana. Untuk mempertahankan cara berkomunikasi yang baik, maka dari itu harus melibatkan gaya bahasa dan meningkatkan kemampuan simbolis untuk mengontrol komunikasi dan membantu untuk mengelola citra baik dihadapan orang lain.

     Secara keseluruhan, kemajuan dalam komunikasi dengan menggunakan bantuan berbagai media, termasuk media digital memiliki dampak yang cukup besar pada komunikasi interpersonal saat ini dan telah mengubah sifatnya. Dari sini juga dapat disimpulkan bahwa jika teknologi media selalu berevolusi dan meluas, maka hal itu juga akan mempengaruhi sifat komunikasi interpersonal secara terus menerus. Namun meskipun memiliki efek yang sangat besar, perkembangan ini juga telah menciptakan lebih variatif seperti banyaknya sarana atau cara berkomunikasi dengan lebih banyak orang di lebih banyak tempat dan tanpa kenal waktu. Dimana hal ini tentunya dapat membantu seseorang yang mungkin ‘malas’ untuk bertatap muka, tetapi tetap ingin berinteraksi dan menemukan hal baru, yang tentu hal tersebut tidak mungkin tanpa adanya kemajuan teknologi. 


SEMOGA MANFAAT 


Sumber :

alhttps://www.hipwee.com/narasi/bagaimana-media-digital-dapat-mengubah-cara-berkomunikasi-secara-interperson

Bagaimana Komunikasi yang Mengubah ? (republika.co.id)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Voice - Silence and Employee Participation

 Cipta Madani Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam INTERNAL COMMUNICATION Pinder and Haris (2001) mendefinisikan silence sebagai ketia...