Jumat, 15 Oktober 2021

Nilai Perusahaan

Definisi, Pentingnya, Jenis dan Contohnya serta Faktor Penentu Nilai Perusahaan

Nama     : Cipta Madani

Kelas     : KPI 3A IAIN Pontianak

ilmukomunikasiii



Setiap perusahaan yang menjalankan usaha pasti memiliki nilai yang berbeda-beda. Semakin tinggi aset yang dimilki, perusahaan itu akan dianggap potensial oleh banyak investor. Efek dari nilai perusahaan yang tinggi itu adalah peluang mendapatkan investasi dimasa depan.

Itulah kenapa sebuah perusahaan wajib menjaga kondisinya dengan baik di berbagai sektor. Tidak hanya sektor keuangan agar cash flow tidak berantakan. Perusahaan juga harus menjaga tren positif sehingga skor yang mereka miliki bisa bertahan dengan baik atau meningkat. 


APA ITU NILAI PERUSAHAAN ?

Nilai Perusahaan adalah skor yang dimiliki oleh sebuah perusahaan perseroan baik yang mendapatkan modal lokal atau asing. Skor ini didapatkan berdasarkan beberapa poin penting yang membangun perusahaan dari awal terbentuk sampai sekarang.

Umumnya skor tidak hanya ditentukan dari banyaknya aset atau berapa penghasilan yang didapatkan. Namun, juga memperhatikan beberapa elemen penting seperti :

  • Nilai Nominal. Nilai ini tertulis pada anggaran dasar perusahaan. Biasanya akan disebut secara eksplisit dalam berbagai neraca yang dimiliki oleh perusahaan.
  • Nilai di Pasar. Setiap perusahaan khususnya yang besar akan memiliki saham di bursa efek. Dari kenaikan dan penurunan harga saham itu, skor perusahaan bisa dilihat oleh berbagai investor.
  • Nilai Intrinsik. Skor ini tidak bisa dilihat secara langsung karena kerap dihubungkan dengan kemampuan perusahaan dalam menjalankan usahanya. Semakin tinggi nilai ini, kemampuan untuk berkembang akan besar dan cocok untuk lahan investasi.
  • Nilai Buku. Inilah yang dianggap sebagai skor dari perusahaan yang mutlak. Padahal masih ada elemen lain yang disebutkan dalam beberapa poin sebelumnya. Nilai buku memperlihatkan akuntansi perusahaan apakah sedang untung atau rugi.
  • Nilai Likuidasi. Didapatkan dengan mendaftar semua aset yang dimiliki oleh perusahaan dari pusat sampai ke-cabang. Selanjutnya, nilai itu akan dikurangi dengan berbagai tanggungan yang dimiliki seperti adanya hutang.

1. Pengertian Nilai Perusahaan

Berdasarkan beberapa ahli akan memiliki perbedaan. Namun, secara konsep pengertiannya itu sama. Berikut pengertian nilai perusahaan menurut pemaparan para ahli :

  • Menurut Hery (2017), mendefinisikan bahwa pengertian nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan manajer dalam mengelola sumber daya perusahaan yang dipercayakan kepadanya yang sering dihubungkan dengan harga saham.
  • Sartono (2010), nilai dari perusahaan diartikan sebagai nilai jual dari perusahaan itu saat sedang beroperasi. Kalau nilai jualnya berada diatas nilai likuiditas, maka manajemen perusahaan sudah menjalankan fungsinya dengan baik.
  • Noerirawan (2012), ahli ini mengatakan kalau nilai yang didapat perusahaan adalah bentuk atau wujud dari kepercayaan masyarakat akan usahanya selama beberapa tahun. Tanpa kepercayaan, perusahaan akan sulit bertahan dari berdiri sampai sekarang.
  • Harmono (2009), beliau lebih memfokuskan diri pada harga saham yang berada di pasar modal. Suksesnya sebuah perusahaan sebanding dengan harganya yang terus naik. Kondisi ini bisa terjadi kalau masyarakat memberikan rasa percaya yang besar.
  • Gitman (2006), nilai yang dimiliki perusahaan sebanding dengan nilai dari lembar saham yang dijual pada pasar modal. Dari sana akan terlihat aset yang dimiliki apakah besar atau biasa saja. Kalau asetnya besar, nilai yang didapatkan semakin tinggi.
Dari beberapa pengertian diatas, kita bisa melihat kalau secara umum nilai dari perusahaan ditentukan dari kemampuannya dalam keuangan dan kepercayaan masyarakat. Selama dua hal itu bisa dipertahankan, investor tidak akan segan untuk menanamkan modalnya.

2. Pentingnya Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan sangat penting karena nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Pada awalnya perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memaksimalkan kekayaan pemilik perusahaan atau pemegang saham.

3. Konsep Nilai Perusahaan

Konsep dari nilai perusahaan ini adalah dari persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan manajer dalam mengelola sumber daya perusahaan yang dipercayakan kepadanya yang sering dihubungkan dengan harga saham.

4. Jenis-jenis Perusahaan

Ada beberapa jenis-jenis perusahaan yang akan disajikan. Jenis-jenis perusahaan ini didasarkan pada lapangan usahanya. Berikut ini jenis-jenis perusahaan menurut lapangan usahanya :

  • Perusahaan Ekstraktif, merupakan perusahaan yang kegiatan usahanya bergerak dibidang pengambilan kekayaan alam. Beberapa contoh dari perusahaan ekstraktif misalnya pertambangan (batu bara, nikel, minyak bumi, timah dll), penangkapan ikan dilaut bebas.
  • Perusahaan Agraris, prusahaan agraris merupakan perusahaan yang kegiatan usahanya mengolah lahan atau ladang. Beberapa contoh dari perusahaan ini adalah perikanan, perkebunan (kopi, teh, kina, madu, dll).
  • Perusahaan Industri, merupakan perusahaan yang kegiatan usahanya memproduksi barang-barang mentahatau setengah jadi, lalu diubah menjadi barang jadi dan nilai gunanya meningkat. Contoh dari perusahaan ini adalah pabrik pakaian yang mengolah kain menjadi pakaian jadi. Kemudian ada juga pabriksepatu yang pengolahannya dari kulit hewan dan ada juga pabrik tas dari bahan kulit sintesis.
  • Perusahaan Perdagangan, merupakan perusahaan yang kegiatan usahanya bergerak dalam bidang perdagangan. Contohnya Toko grosir, toko retail, toko kelontong, supermarket, minimarket dll.
  • Perusahaan Jasa, merupakan perusahaan yang kegiatan usahanya bergerak dibidang jasa. Beberapa contoh dari perusahaan ini adalah perusahaan telekomunikasi, perusahaan pengiriman paket barang maupun dokumen, perusahaan jasa service kendaraan atau lainnya.
5. Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan

Didirikannya perusahaan bukan tanpa tujuan, melainkan membawa tujuan serta visi dan misi yang jelas. Beberapa pendapat memaparkan bahwa tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk mencetak keuntungan sebanyak-banyaknya atau sebesar-besarnya. Di sisi lain, ada yang menyatakan bahwa tujuan dari perusahaan adalah untuk menyejahterakan para pemegang saham sekaligus pemilik perusahaannya. 

Meningkatnya nilai perusahaan dari tahun ke-tahun menjadi tolak ukur kesuksesan perusahaan dalam menjalankan usahanya. Menurut Husna (1996), nilai perusahaan merupakan harga yang akan dibayar calon pembeli jika suatu perusahaan dijual. Betapa pentingnya nilai perusahaan, lantas faktor-faktor apa saja yang memperngaruhinya ?

  • Saham
Telah banyak disinggung di awal bahwa saham merupakan salah satu faktor dalam menilai perusahaan. Bahkan investor pun melihat harga saham ini sebagai indikator dalam menentukan keputusan berinvestasinya pada perusahaan. Saham dan nilai perusahaan memiliki hubungan yang erat karena keduanya berbanding lurus. Jika harga saham tinggi, maka nilai perusahaan pun akan tinggi pula.

Sebaliknya jika harga saham menurun atau rendah, maka secara otomatis nilai perusahaan pun ikut turun. Naik turunnya harga saham ini juga dapat digunakan untuk mengetahui kesejahteraan para pemegang saham di suatu perusahaan.

  • Kemampuan Perusahaan Menghasilkan Laba
Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba juga turut memengaruhi nilai perusahaan. Dalam istilah ekonomi, hal ini juga sering disebut sebagai profitabilitas. Jika laba yang dihasilkan perusahaan jumlahnya besar dan terus meningkat, tentu nilainya akan naik. Namun jika laba yang dihasilkan perusahaan begitu-begitu saja dan bahkan menurun, maka bisa dipastikan nilai perusahaan punikut menurun. Sama seperti saham, hal ini berbanding lurus antara nilai perusahaan dan kemampuan perusahaan dala menghasilkan laba.

  • Kebijakan Hutang
Kebijakan hutang yang dilakukan perusahaan juga turut mempengaruhi. Membangun perusahaan dengan hutang tentu ada tanggung jawab tersendiri. Sebab perusahaan harus menanggung beban hutang termasuk bunganya. Hal ini tentu mengurangi pendapatan yang dihasilkan perusahaan.

Selain itu kebijakan hutang yang berlebihan juga meningkatkan resiko gagal bayar bagi perusahaan. Jika saham kemampuan menghasilkan laba perusahaan berbanding lurus dengan nilai perusahaan, maka kebijakan hutang memiliki perbandingan terbaik dengan perusahaan.

  • Skala Perusahaan
Skala perusahaan bisa dikatakan jangkauan perusahaan. Dalam artian, samapi mana kiprah perusahaan, apakah dilkal saja, nasional atau bahkan sudah internasional? Hal ini juga turut berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Semakin luas skala atau jangkauan perusahaan, maka semakin meningkat pula nilainya. Begitupun sebaliknya jika jangkauan atau skala perusahaannya tidak terlalu luas, maka nilai perusahaannya pun juga tidak terlalu tinggi. Menurut Ghozali (2016), untuk mengukur skala perusahaan dapat menggunakan total aset yang dimiliki.

  • Kebijakan Deviden
Deviden adalah laba bagi orang-orang yang memiliki saham di perusahaan. Dalam kebijakan deviden tidak hanya tentang jumlah uang yang terlibat. Hal ini berkaitan erat dengan investasi perusahaan dan kebijakan lainnya.

Ada dua pihak yang berkepentingan dalam kebijakan saham ini. Kedua pihak tersebut saling berkaitan, yaitu: antara pemegang saham dan manajemen perusahaan. Sehingga kebijakan deviden merupakan hal yang cukup rumit dan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

  • Pertumbuhan Perusahaan
Adalah kemampuan perusahaan dalam meningkatkan kapasitas. Pertumbuhan perusahaan akan memaparkan seberapa jauh posisi ekonomi perusahaan dalam industri. Ada dua alat ukur yang bisa dipakai untuk melihat pertumbuhan perusahaan. 

Yang Pertama, adalah Assets Growth Ratio. Assets Growth Ratio memaparkan pertumbuhan aset perusahaan. Aset ini merupakan aktiva yang dipakai untuk operasional perusahaan. Semakin tinggi aset, maka semakin tinggi pula operasional perusahaan.

Yang Kedua, Sales Growth Ratio.  Dalam hal ini yang dilihat adalah perubahan penjualan tiap tahunnya. Penjualan yang tinggi menandakan perusahaan dapat meningkatkan perusahaannya, yang pada akhirnya diharapkan akan menigkatkan keuntungan.

Sumber :
sinta.unud.ac.id
eprints.polsri.ac.id
media.neliti.com







Kamis, 14 Oktober 2021

Komunikasi Internal Organisasi Identifikasi

Nama  : Cipta Madani

Nim    : 12005004

Kelas  : KPI 3A

FUAD IAIN PONTIANAK

ilmukomunikasiii.com - Organisasi merupakan tulang punggung manajemen. Karena tanpa organisasi yang efisien, tak ada manajemen yang dapat menjalankan fungsinya dengan lancar. Pada dasarnya, organisasi dibentuk sebagai wadah atau tempat untuk berkumpul, bekerja sama secara rasional dan sistematis. Fungsi organisasi sampai banyak dipelajari oleh para peneliti dari berbagai bidang, terutama ilmu komunikasi,psikologi, politik, ekonomi, manajemen, hingga sosiologi.

Organisasi berusaha menggabungkan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Melalui kerangka struktural tugas dan tanggung jawab yang dibutuhkan personel. Dalam menjalankan berbagai fungsi organisasi.

Organisasi juga kerap dijumpai disekitar, mulai dari organisasi disekolah seperti OSIS, lalu ada BEM dikampus, serta organisasi tingkat desa seperti Karang Taruna, hingga organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB).

Ini adalah sekelompok orang yang berkumpul di satu tempat. Serta memberikan kontribusi upaya mereka untuk mencapai suatu tujuan bersama. Berikut pemaparan mengenai Organisasi Identifikasi, pengertian, hubungan, pengaruh serta peranannya yang patut diketahui.

1. Pengertian 

 Organisasi Identifikasi merupakan salah satu bentuk kesatuan anggota dengan visi dan misi, serta tujuan organisasinya yang terdiri dari dimensi kognitif,efektif,evaluatif,dan tingkah laku.

2. Hubungan Organisasi Identifikasi

 Organisasi identifikasi dan organiasi komitmen juga ada hubungannya dengan Psikologis Karyawan, yaitu hubungan antara individu dan organisasi yang terdapat dua konsep yaitu organisasi yang dibentuk berbentuk dari identifikasi dan organisasi yang terbentuk dari komitmen. Organisasi identifikasi dibangun dari aspek identitas secara objektif oleh pemegang kekuasaan. Pada perusahaan identifikasi menunjukkan bahwa: organisasi dengan identifikasi mempunyai kekhasan yang berkaitan dengan (Pengendalian untuk komitmen yang lebih efektif dengan acuan diri sendiri (self-referential) sebagai aspek keanggotaan organisasi. Dari Identifikasi dan Komitmen ada perbedaan antara keduanya, yaitu terdapat hubungan antara individu dan organisasi. Identifikasi mencerminkan kesatuan psikologis, sedangkan komitmen mencerminkan suatu hubungan antara kesatuan psikologis terpisah.

3. Pengaruh dari Identifikasi Organisasi dengan Keterikatan Kerja Karyawan

 Keterikatan kerja adalah kesediaan para anggota organisasi untuk terlibat secara psikologis dalam menampilkan kinerja terbaiknya yang dihasilkan dari dorongan individu untuk mengerahkan segala energi ke-dalam bentuk aktifitas fisik,kognitif, dan emosional (Khan,1992). Individu yang hadir secara psikologis, secara utuh, mencurahkan segala perhatian, perasaan terhubung, terintegrasi, dan berfokus pada perannya dalam menampilkan kinerja terbaik bagi organisasi adalah individu dengan keterikatan kerja yang tinggi (Khan,1992). Individu dalam suatu organisasi akan menampilkan perilaku yang menunjukkan keterikatan kerja ketika mereka terlibat secara fisik didalam penyelesaian tugas, baik secara individu maupun kelompok, menghasilkan pemikiran terbaik yang melibatkan kemampuan kognitif mereka, fokus, memberikan perhatian pada apa yang mereka kerjakan, dan secara emosional memiliki keterkaitan dengan pekerjaan serta orang lain sebagai wujud pemberian usaha terbaik dalam menyelesaikan pekerjaan mereka atau secara sesderhana, namun mereka menginvestasikan tangan, kepala, dan hati (hands, head, and heart) mereka bagi organisasi (Khan,1992).

Ketika anggota organisasi memiliki keterikatan emosional dengan organisasi maka mereka akan mengidentikkan dirinya dengan organisasi dan perasaan identik tersebut yang kemudian akan mendorong peningkatan keterikatan anggota dengan organisasinya (Blader & Tyler, 2009). Kondisi dimana anggota organisasi secara sukarela mengidentikkan dirinya dengan organisasi atau sebaliknya inilah yang menjadikan organisasi sebagai identitas sosial diri mereka, didefinisikan sebagai Organizational identification (Blader & Tyler, 2009).

4. Peran Organisasi Identifikasi

Organizational identification memiliki peran sentral dalam membangun identitas sosial dari anggota organisasi, baik ketika mereka sedang berada didalam lingkungan kerja maupun disaat mereka sedang berinteraksi dengan masyarakat dalam kehidupan personalnya. Organiasi identifikasi memengaruhi tingkat keterikatan anggota organisasi dengan organisasinya karena kondisi tersebut mampu melebarkan sudut pandang anggota organisasi hingga mereka dapat melihat lebih dalam, dan menginternalisasi kesuksesan organisasi sebagai bagian dari kesuksesan personal mereka. Perilaku ''Pro-organisasi" tersebut juga akan mengarahkan pada kondisi psikologis yang dinamakan keterikatan kerja (job attachment) yaitu perilaku yang bersedia melebihi peran formalnya didalam organisasi (extrarole behavior), kinerja dan sebagainya. Tantangan yang kemudian lahir dari berbagai penjelasan di atas adalah bagaimana kondisi organizational identification tersebut memengaruhi proses pencapaian tingkat keterikatan kerja yang tinggi bagi anggota organisasi yang bersifat kolegial sebagaimana lingkungan kerja di dalam suatu perusahaan.

Kata kunci: Identifikasi dan Keterikatan kerja

5. Tujuan Penulisan

  • Untuk mengetahui apa itu organisasi identifikasi.
  • Mengetahui hubungan antara keterikatan kerja dengan identifikasi organisasi.
  • Mengetahui hal apa saja yang mempengaruhi keterikatan kerja dengan organisasinya.
  • Memberikan rekomendasi bagi pihak pengambil keputusan strategis terkait pentingnya mengelola keterikatan kerja tersebut.

Dapat disimpulkan bahwa di dalam organizational identification ini memiliki pengaruh positif secara signifikan terhadap tingkat keterikatan kerja bagi organisasi.



DAFTAR PUSTAKA

Blader, S.L.,& Tyler,T.R (2009). Testing and extending the group engagement model: Linkages between social identify, procedural justice, economic outcomes, and extrole behavior, Journal of Applied Psychology,94(2),445-464.








Kata kunci: Identifikasi,Komitmen dan Psikologi Karyawan

Voice - Silence and Employee Participation

 Cipta Madani Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam INTERNAL COMMUNICATION Pinder and Haris (2001) mendefinisikan silence sebagai ketia...