Selasa, 11 Januari 2022

Voice - Silence and Employee Participation

 Cipta Madani

Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam

INTERNAL COMMUNICATION


Pinder and Haris (2001) mendefinisikan silence sebagai ketiadaan voice dalam komunikasi, yang melibatkan rangkaian kognisi, emosi dan intensi seperti keberatan dan dukungan. Mereka juga menambahkan bahwa silence dapat berupa perilaku aktif, penuh kesabaran, memiliki tujuan dan manfaat. 

Menurut Van Dyne et al. (2003) Voice-Silence adalah motivasi karyawan untuk menahan penyampaian gagasan, informasi dan opini mengenai pengembangan dalam hal-hal yang berkaitan dengan kinerja. Employee silence dapat diartikan sebagai tidak ditunjukkannya perasaan seseorang, tidak berbagi dengan orang lain dan menutupi masalah dengan berprilaku diam (silence) dan tetap terus bekerja seakan-akan tidak terjadi permasalahan apapun.

Ada banyak alasan mengapa keryawan memilih untuk tetap diam. Ini dapat dinyatakan sebagai kebiasaan perilaku, kesadaran dan mekanisme pengambilan keputusan. Alasan terjadinya Organizational Silence dapat disebabkan karena hal-hal berikut :

  • Injustice Culture  (Ketidakadilan Budaya)          
  • Silence Climate    (Iklim Kebisuan)
  • Orgazational Culture  (Budaya Organisasi)
  • Managerial Reasons   (Alasan Manajerial)
  • Negative Feedback Fears of Managers  (Ketakutan Tanggapan Negatif dari Manajer)
  • Prejudices towards Work and Worker    (Prasangka terhadap Kerja dan Pekerja)
  • Character of the Managers     (Karakter dari Manajer)
  • Homogenity of the Manager  (Homogenitas dari Tim Manajemen)
  • Individual Reasons   (Alasan Individual)
  • Lack of Confidence  (Kurangnya Kepercayaan Diri)
  • Considering Talking Risky   (Mengingat Resiko Berbicara)
  • Fear of Isolation   (Takut Diasingkan)
  • Past Experiences  (Pengalaman Masalalu)
  • Fear for Damaging the Relations  (Takut Merusak Hubungan)
  • Character and Personality  (Karakter dan Kepribadian)
  • National and Cultural Reasons  (Alasan Kebangsaan dan Kebudayaan)
  • Cultural Structure and Norms    (Norma dan Struktur Budaya)
  • Power Distence   (Jarak Kekuasaan)

   Employee silence memiliki banyak dampak terhadap karyawan itu sendiri. Karyawan yang tidak acuh, merupakan karyawan yang berperilaku silence, yang cenderung merasakan adanya kemacetan seperti mesin pada pabrik. Employee silence sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan personal, meningkatkan stress, dan menyebabkan mereka merasa bersalah, mengalami permasalahan dan menemui kesulitan dalam melihat peluang perubahan.

Fenomena employee silence yang muncul secara kolektif dalam suatu perusahaan menyebabkan munculnya company silence, yang dapat menghalangi komunikasi atas informasi dan sangat merusak perusahaan, karena manajer tidak dapat membuat keputusan yang efektif dan belajar dari pengalaman masalalu tanpa perbaikan informasi.


            SEMOGA BERMANFAAT







Jumat, 12 November 2021

Pengantar Internal Komunikasi

INTERNAL COMMUNICATION

Cipta Madani  

Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam semestar III


PENGANTAR INTERNAL KOMUNIKASI

    Komunikasi internal merupakan komunikasi yang terjadi dalam lingkungan kantor atau organisasi. Komunikasi ini bisa terjadi antara karyawan dengan karyawan, karyawan dengan atasan, dan atasan dengan atasan. Komunikasi ini terjadi karena terdapat sebuah struktur dalam organisasi. Tujuannya untuk meningkatkan kinerja SDM dalam organisasi. Biasanya terjadi proses pertukaran informasi diantara batang-batang struktur organisasi. Kualitas komunikasi ditentukan dari frekuensi dan intensitasnya. Akan selalu ada konflik dan atau hal yang dianggap tidak sesuai dalam sebuah organisasi.

Menurut Brennan (dalam Effendy 2009:122) “komunikasi internal adalah pertukaran gagasan diantara para administrator dan pegawai dalam suatu organisasi atau instansi yang menyebabkan terwujudnya organisasi tersebut lengkap dengan strukuturya yang khas dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertikal dalam suatu organisasi yang menyebabkan pekerjaan berlansung (operasi manajemen).

Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui  bahwa komunikasi internal merupakan penyampaian informasi dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi akan berhasil dengan baik apabila timbul saling pengertian. Komunikasi yang baik dimaksudkan jalinan pengertian antara pihak yang satu ke pihak yang lain, sehingga apa yang dikomunikasikan dapat dimengerti , dipikirkan dan dilaksanakan. Tanpa adanya komunikasi yang baik pekerjaan akan menjadi simpang siur dan kacau balau sehingga tujuan organisasi kemungkinan besar tidak akan tercapai. Jadi dengan komunikasi maka seseorang akan menerima berita dan informasi sesuai dengan apa yang ada dalam pikiran atau perasaan sehingga orang lain dapat mengerti. 

Dalam sebuah organisasi tentu terdapat manajer sebagai kepala bagian tiap divisi, peran manajer dalam organisasi antara lain:

1.    1. Peran Manajerial Mengkomunikasikan ide, gagasan, informasi  kepada karyawannya.

2.   2. Peran Antarpribadi seorang manajer harus mampu memotivasi dan melakukan kontrol kepada         karyawannya dan mampu menjalin hubungan bisnis yang baik dengan pelanggan dan pemerintah.  

    3. Informasional manajer harus memantau atau mengawasi anak buahnya agar pekerjaan selesai sesuai dengan rencana. Manajer juga harus bisa menyebarkan informasi tentang kebijakan perusahaan dengan baik. Selain itu, manajer juga bisa berperan sebagai juru bicara untuk internal organisasinya maupun eksternal organisasinya.

2.  4. Peran keputusan manajer harus memiliki kemampuan untuk berperan sebagai wirausaha, pemecah masalah, mengatur sumber daya, dan berperan sebagai negosiator.

Menurut Effendy (2009:122) “komunikasi internal ditunjang oleh dua komunikasi , yaitu komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal”. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut:

a. Komunikasi Vertikal

Komunikasi vertikal yakni komunikasi dari atas ke bawah (downward communication) dan dari bawah ke atas (upward communication), adalah komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan secara timbal balik (two-way traffic communication). Dalam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, informasi-informasi, dan lain-lain kepada bawahannya. Bawahan memberikan laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan, dan lain-lain kepada pimpinan.

Komunikasi dua arah secara timbal balik tersebut dalam organisasi penting sekali karena jika hanya satu arah saja dari pimpinan kepada bawahan, laporan, tanggapan, atau saran para karyawan sehingga suatu keputusan atau kebijaksanaan dapat diambil dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 

Berdasarkan pengertian komunikasi vertikal, di atas maka komunikasi internal terdiri  dari dua arah yaitu:

1. Komunikasi ke bawah

    Komunikasi diprakarsai oleh manajemen organisasi tingkat atas dan kemudian ke bawah melewati rantai perintah. Komunikasi yang mengalir dari satu tingkat dalam suatu kelompok atau organisasi ke suatu tingkat yang lebih. Kegunaan dari pada komunikasi ini memberikan penetapan tujuan, memberikan instruksi pekerjaan, menginformasikan kebijakan dan prosedur pada bawahan, menunjukkan masalah yang memerlukan perhatian dan mengemukakan umpan balik terhadap kinerja. 

2. komunikasi ke atas

    Komunikasi ke atas proses penyampaian gagasan, perasaan dan pandangan pegawai tingkat bawah kepada atasannya dalam organisasi. Ironisnya, meskipun dianggap penting, komunikasi ke atas tidak selalu dianjurkan oleh manajemen. Salah satu alasannya adalah karena suara yang didengar atasan dari bawahannya tidak selalu menyenangkan atau menyanjung atasan.

 b. Komunikasi Horizontal atau Lateral

     Komunikasi horizontal yaitu komunikasi antara sesama seperti dari karyawan kepada karyawan, manajer kepada manajer. Berbeda dengan komunikasi vertikal yang sifatnya lebih formal, komunikasi horizontal seringkali berlangsung tidak formal. Mereka berkomunikasi satu sama lain bukan pada waktu sedang bekerja, melainkan pada saat istirahat, sedang rekreasi, atau pada waktu pulang kerja. Dalam situasi komunikasi seperti ini, desas-desus cepat sekali menyebar dan menjalar, dan yang didesas-desuskan sering kali mengenai hal-hal yang menyangkut pekerjaan atau tindakan pimpinan yang merugikan mereka.

Goldhaber (dalam Tubbs 1996:186) mengemukakan empat fungsi komunikasi horizontal dalam satu organisasi, yaitu:

      1. Koordinasi petugas, para kepala departemen bertemu setiap bulan untuk mendiskusikan kostribusi tiap-tiap departemen terhadap tujuan sistem.

2.             2.  Penyelesaian masalah;  anggota sebuah departemen berkumpul mendiskusikan bagaimana menangani minimalisasi anggaran, mereka dapat menerapkan tehnik brainstormi.

3.             3. Berbagi informasi; anggota satu departemen bertemu dengan anggota departemen lain untuk menginformasikan data baru.

4.                 4. Penyelesaian konflik;  anggota sebuah departemen rapat untuk mendiskusikan konflik dalam atau antar departemen.


PENGELOLAAN KOMUNIKASI

Cara Menangani atau mengelola komunikasi internal dan membuat pesan-pesan yang bersifat rutin di dalam sebuah organisasi. yaitu : Mengurangi jumlah pesan,  Komunikasi yang dilakukan jangan terlalu sering dan jangan pula jarang,  Manajer perlu menentukan skala prioritas pesan, dan  Instruksi yang jelas.


SEMOGA BERMANFAAT


Sumber :

https://muhammadsultonikomunikasiinternalrabu.wordpress.com/2014/04/14/sekilas-komunikasi-internal/

https://goldasitumorang-kominterselasa.blogspot.com/2014/04/sekilas-komunikasi-internal.html







Kamis, 11 November 2021

Peran Manajemen dalam Komunikasi Internal

 INTERNAL COMMUNICATION

Cipta Madani 

Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam semester III



Berbicara mengenai komunikasi seolah tidak ada habisnya, karena bidang keilmuan yang satu ini memang mencakup hampir keseluruhan aspek dalam kehidupan sehari-hari.






Hovland menyatakan komunikasi adalah proses dimana seorang individu atau komunikator mengoperasikan stimulus biasanya dengan lambang-lambang bahasa (verbal maupun nonverbal) untuk mengubah perilaku individu lain.

Dari definisi diatas, maka salah satu tujuan komunikasi adalah mengubah tingkah laku individu untuk mencapai itu harus melalui berbagai tahapan atau proses komunikasi dengan pendekatan manajerial. Pendekatan manajemen dibutuhkan oleh setiap organisasi karena tanpa manajemen semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit.

Manajemen komunikasi adalah manajemen yang diterapkan dalam kegiatan komunikasi. Ini bearti manajemen akan berperan atau sebagai penggerak aktivitas komunikasi dalam usaha pencapaian tujuan komunikasi.

Komunikasi internal merupakan komunikasi yang terjadi disebuah organisasi. Komunikasi ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja SDM yang ada didalamnya. Adanya proses pertukaran informasi diantara kepala-kepala bagian tiap divisi. Dalam sebuah organisasi tentunya akan terjadi konflik atau permasalahan yang dianggap tidak sesuai dalam sebuah organisasi. Setiap kepala-kepala divisi dalam sebuah organisasi memiliki tugas dan perannya masing-masing untuk mempunyai tujuan organisasi sehingga hubungan komunikasi internal yang baik harus terjalin diantara kepala-kepala divisi organisasi.




Peran manajemen komunikasi di berbagai bidang internal, seperti berikut :

a. Manajemen komunikasi untuk bidang jurnalistik

Jurnalistik merupakan salah satu jenis aktivitas khas komunikasi yang lebih memusatkan perhatian pada cara mencari, menumpulkan, menyeleksi, dan mengolah informasi yang mengandung nilai berita, serta menyajikannya kepada khalayak melalui media massa baik cetak maupun elektronik.

b. Manajemen komunikasi untuk bidang kehumasan

Kehumasan merupakan aktivitas komunikasi untuk memasarkan dan menumbuhkan citra organisasi dengan memanfaatkan berbagai jenis media sebagai saluran informasinya.

c. Manajemen komunikasi untuk bidang penyiaran

Penyiaran berasal dari kata siar, yakni pendistribusian informasi dengan menggunakan peralatam pemancar yang dipancarkan dari suatu radio atau televisi.

d. Manajemen komunikasi untuk bidang penyuluhan

Penyuluhan merupakan aktivitas komunikasi yang mengelola informasi dengan tujuan untuk perubahan sikap.


Pertukaran informasi dalam organisasi mmerupakan penghubung antar anggota dan penghubung anggota dengan pimpinannya sehingga diperlukan pola komunikasi. Secara umum ada 2 pola komunikasi, yaitu Saluran Komunikasi Formal dan Saluran Komunikasi Informal.


SEMOGA BERMANFAAT


sumber :

Tugas Komunikasi Internal: SEKILAS KOMUNIKASI INTERNAL (goldasitumorang-kominterselasa.blogspot.com)

Sekilas Komunikasi Internal | Komunikasi Internal (wordpress.com)




Rabu, 10 November 2021

Upaya Mengatur Komunikasi Internal

INTERNAL COMMUNICATION

Cipta Madani 

Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam semester III


        Berbicara mengenai komunikasi seolah tidak ada habisnya, karena bidang keilmuan yang satu ini memang mencakup hampir keseluruhan aspek dalam kehidupan. Komunikasi internal merupakan komunikasi yang terjadi dalam lingkungan kantor atau organisasi. Komunikasi ini bisa terjadi antara karyawan dengan karyawan, karyawan dengan atasan, dan atasan dengan atasan. Komunikasi ini terjadi karena terdapat sebuah struktur dalam organisasi. Tujuannya untuk meningkatkan kinerja SDM dalam organisasi. Biasanya terjadi proses pertukaran informasi diantara batang-batang struktur organisasi. Kualitas komunikasi ditentukan dari frekuensi dan intensitasnya. Akan selalu ada konflik dan atau hal yang dianggap tidak sesuai dalam sebuah organisasi.



Komunikasi antar anggota tim yang efektif dapat membantu Usaha Sosial Anda untuk menjadi lebih produktif dan membuat suasana Usaha Sosial Anda menjadi lebih menyenangkan. Sebagai contoh, saat Usaha Sosial Anda mengerjakan sebuah proyek yang berat, komunikasi yang jelas antara Anda dengan anggota tim akan mengakibatkan proyek yang Anda kerjakan selesai tepat waktu dan mengurangi jumlah kesalahan yang berpotensi untuk terjadi. Namun, tidak semua orang memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Oleh karena itu, anggota tim Usaha Sosial Anda harus berusaha untuk mengetahui bagaimana cara berkomunikasi yang baik.

Adapun upaya dalam mengatur komunikasi internal yang efektif dalam TIM sebagai berikut :

1. Mendengar saja tidak cukup

Mendengarkan lawan bicara anda bukan hanya sebatas mendengar dan mengerti apa yang disampaikan oleh lawan bicara anda, tetapi juga berusaha untuk membuat lawan bicara anda nyaman dalam menyampaikan informasi.

2. Berbicara dengan jelas dan terstruktur bisa dilatih

Berbicaralah dengan jelas, terstruktur, dan percaya diri, sebagai pemimpin dari Usaha Sosial Anda, Anda harus sadar bahwa berbicara bukan merupakan hal yang masalah, sehingga harus dilatih. Terlebih lagi sebagai pemimpin, anda harus berhasil menginspirasi anggota tim anda. Oleh karena itu, belajar untuk berbicara dengan baik sangat penting untuk pertumbuhan Usaha Sosial Anda.

3. Persiapan itu penting

Mempersiapkan diri dalam menghadapi situasi apapun akan membuat komunikasi menjadi lebih efektif. Ketika mengahdapi rapat bersama investor dan anggota tim, interview, atau konferensi, anda dapat mencatat poin-poin yang anda ingin sampaikan. Dengan melakukan hal ini, anda akan terlihat sebagai pribadi yang produktif, siap dalam segala situasi, lebih percaya diri, profesional dan inspiratif.

4. Letakkan publikasi tujuan pendirian usaha sosial anda supaya seluruh anggota tim selalu mengingatnya.

Setiap harinya, anda dan anggota tim akan menemukan berbagai macam tantangan baru yang menguji kemampuan pengambilan keputusan seluruh elemen usaha sosial anda. Saat tantangan-tantangan tersebut muncul, pengambilan keputusan diharapkan selalu memiliki dasar yang kuat, yaitu: Tujuan Usaha Anda didirikan.

5. Pastikan usaha sosial anda memiliki fasilitas whistleblowing dan feedback

Dengan memberikan wadah bagi anggota tim untuk menyampaikan pendapatnya dan melaporkan masalah yang mereka alami, usaha sosial anda akan menjadi tempat yang nyaman untuk bekerja dan mampu berkembang setiap harinya.



SEMOGA BERMANFAAT

sumber 

Komunikasi Internal - Pengertian - Ruang Lingkup - PakarKomunikasi.com

Sekilas Komunikasi Internal | Komunikasi Internal (wordpress.com)

5 Cara Membuat Komunikasi Internal Menjadi Lebih Efektif - PLUS | Platform Usaha Sosial









Selasa, 09 November 2021

Perubahan Komunikasi di Era Digital

Cipta Madani 

Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Pontianak

Change Communication





        Menurut Schramm seorang ilmuwan komunikasi bahwa diantara manusia yang saling bergaul, ada yang saling membagi informasi, namun ada pula yang membagi gagasan dan sikap. Dari pengantar pengertian tersebut kita bisa membedakan bahwa tindakan komunikasi memiliki dua arah tujuan perubahan yang pertama perubahan ke arah kognitif, atau hanya sekedar mengisi isi kepala dengan ragam informasi, sementara yang kedua, perubahan ke arah psikologis, dimana ada dorongan untuk mengubah kondisi dan sikap manusia.

Aktivitas komunikasi kita bersama orang lain (berbentuk komunikasi antarpribadi) lalu didalamnya hanya saling berbagi informasi (tentang jumlah penyintas covid misalnya) atau saling memberitahu tentang fenomena-fenomena tertentu maka bisa dipastikan ini hanya tindakan komunikasi bertujuan kognisi. Contoh lainnya, jika kita membaca koran (berbentuk komunikasi massa) ingin mendapatkan informasi-informasi terkini mengenai kondisi sosial-politik Indonesia itupun adalah tindakan komunikasi bertujuan kognisi, kita hanya mendapat informasi semata.



Kemajuan teknologi telah mengubah sifat komunikasi interpersonal manusia. Tetapi bagaimana hal itu bisa terjadi? Kita tahu bahwa komunikasi merupakan aspek paling penting dalam kehidupan kita sehari-hari, komunikasi yang dimaksud tersebut dapat berbentuk verbal atau non-verbal. Sementara itu, pengertian dari komunikasi sendiri merupakan sebuah proses simbolik dimana realitas diproduksi, dipertahankan, dikoreksi, dan diubah. Dalam konteks ini, maka komunikasi dapat diubah oleh entitas lain, yaitu melalui perkembangan teknologi dan media digital.

Media digital dinilai memiliki pengaruh paling besar terhadap sifat komunikasi interpersonal, hal ini disebabkan cara media tersebut telah mengubah cara orang berinteraksi, dan telah menyebabkan hilangnya keterampilan sosial di kehidupan bermasyarakat. Media digital yang menjadi perantara manusia untuk berkomunikasi dapat menyebabkan adanya ketidakmampuan untuk berinteraksi secara langsung karena ketergantungan mereka pada media perantara tersebut. Media digital yang dalam hal ini dapat berupa video, audio, teks, gambar, dan sebagainya yang digunakan manusia untuk berkomunikasi telah menciptakan sebuah ‘kelegaan’ bagi orangorang yang tidak bisa berinteraksi secara sosial, hal ini karena mereka lebih mudah berkomunikasi dengan orang lain melalui platform media digital di belakang perangkat digital atau perangkat elektronik.

Media digital yang ada didalam media sosial juga dapat menciptakan sebuah dunia palsu di mana seseorang dapat memandang diri mereka sendiri sesuka mereka sambil bersembunyi di balik layar. Hal ini tentu bukanlah sesuatu yang baik karena citra diri yang ditampilkan bukanlah sesuatu yang nyata. Hal ini juga dapat mempengaruhi persepsi orang lain dan persepsi dunia terhadap diri orang tersebut akibat dari prediksi umum yang dilihat dan langsung mendefinisikan perilaku serta sikap orang lain yang menjadi prototipe atau yang paling mewakili dari sebuah objek yang dilihat. Sebuah persepsi dapat dikatakan berasal dari beberapa faktor seperti fisiologi, dimana sebagia alasan utama yang membuat orang memiliki pendapat yang berbeda-beda seperti sebagian orang beranggapan bahwa media sosial yang ada memberikan efek positif, akan tetapi ada juga pendapat bahwa media sosial memiliki efek negative seperti banyaknya orang yang beranggapan dirinya lebih baik di media sosial tetapi menyembunyikan identitas dirinya di balik layar.

 

        Teknologi komunikasi melalui media digital ini tidak memungkinkan seseorang untuk melihat aspek komunikasi nonverbal dari sebuah interaksi, padahal aspek non verbal merupakan aspek komunikasi yang tidak kalah penting dengan aspek verbal. Dalam komunikasi tatap muka, aspek non verbal dapat didapatkan dengan seseorang fokus pada bahasa tubuh dan ekspresi wajah yang memperkuat pesan sedangkan komunikasi melalui media digital tidak. Meskipun saat ini komunikasi menggunakan media digital dapat dilakukan dengan bertatap muka seperti menggunakan video call, atau facetime, namun hal tersebut tetap saja menunjukkan perbedaan dengan komunikasi yang dilakukan secara langsung.

Selain mempengaruhi hubungan, media digital juga dapat mempengaruhi gaya percakapan yang digunakan, dibandingkan dengan gaya komunikasi sebelum adanya perkembangan teknologi ini. Saat berkomunikasi menggunakan media, orang cenderung menggunakan kata-kata yang lebih pendek karena kebutuhan akan kata-kata yang lebih panjang tidak diperlukan ketika karena adanya simbol dan emoji untuk mengekspresikan apa yang ingin dikatakan. Ini merupakan hal yang bagus untuk sebuah perkembangan teknologi, tapi di sisi lain, hal ini menciptakan jalan pintas dan menyebabkan ketidaktahuan mengenai gaya bahasa, sehingga membuat percakapan menjadi singkat serta berkontribusi pada hilangnya nilai percakapan. Selain itu, interaksi atau cara berkomunikasi yang dilakukan dapat mempengaruhi hubungan interpersonal yang pastinya melibatkan perbedaan antara diri sendiri dengan orang lain, maka dari itu melalui berbagai platform akan dipertemukan dengan orang lain di luar sana. Untuk mempertahankan cara berkomunikasi yang baik, maka dari itu harus melibatkan gaya bahasa dan meningkatkan kemampuan simbolis untuk mengontrol komunikasi dan membantu untuk mengelola citra baik dihadapan orang lain.

     Secara keseluruhan, kemajuan dalam komunikasi dengan menggunakan bantuan berbagai media, termasuk media digital memiliki dampak yang cukup besar pada komunikasi interpersonal saat ini dan telah mengubah sifatnya. Dari sini juga dapat disimpulkan bahwa jika teknologi media selalu berevolusi dan meluas, maka hal itu juga akan mempengaruhi sifat komunikasi interpersonal secara terus menerus. Namun meskipun memiliki efek yang sangat besar, perkembangan ini juga telah menciptakan lebih variatif seperti banyaknya sarana atau cara berkomunikasi dengan lebih banyak orang di lebih banyak tempat dan tanpa kenal waktu. Dimana hal ini tentunya dapat membantu seseorang yang mungkin ‘malas’ untuk bertatap muka, tetapi tetap ingin berinteraksi dan menemukan hal baru, yang tentu hal tersebut tidak mungkin tanpa adanya kemajuan teknologi. 


SEMOGA MANFAAT 


Sumber :

alhttps://www.hipwee.com/narasi/bagaimana-media-digital-dapat-mengubah-cara-berkomunikasi-secara-interperson

Bagaimana Komunikasi yang Mengubah ? (republika.co.id)



Jumat, 15 Oktober 2021

Nilai Perusahaan

Definisi, Pentingnya, Jenis dan Contohnya serta Faktor Penentu Nilai Perusahaan

Nama     : Cipta Madani

Kelas     : KPI 3A IAIN Pontianak

ilmukomunikasiii



Setiap perusahaan yang menjalankan usaha pasti memiliki nilai yang berbeda-beda. Semakin tinggi aset yang dimilki, perusahaan itu akan dianggap potensial oleh banyak investor. Efek dari nilai perusahaan yang tinggi itu adalah peluang mendapatkan investasi dimasa depan.

Itulah kenapa sebuah perusahaan wajib menjaga kondisinya dengan baik di berbagai sektor. Tidak hanya sektor keuangan agar cash flow tidak berantakan. Perusahaan juga harus menjaga tren positif sehingga skor yang mereka miliki bisa bertahan dengan baik atau meningkat. 


APA ITU NILAI PERUSAHAAN ?

Nilai Perusahaan adalah skor yang dimiliki oleh sebuah perusahaan perseroan baik yang mendapatkan modal lokal atau asing. Skor ini didapatkan berdasarkan beberapa poin penting yang membangun perusahaan dari awal terbentuk sampai sekarang.

Umumnya skor tidak hanya ditentukan dari banyaknya aset atau berapa penghasilan yang didapatkan. Namun, juga memperhatikan beberapa elemen penting seperti :

  • Nilai Nominal. Nilai ini tertulis pada anggaran dasar perusahaan. Biasanya akan disebut secara eksplisit dalam berbagai neraca yang dimiliki oleh perusahaan.
  • Nilai di Pasar. Setiap perusahaan khususnya yang besar akan memiliki saham di bursa efek. Dari kenaikan dan penurunan harga saham itu, skor perusahaan bisa dilihat oleh berbagai investor.
  • Nilai Intrinsik. Skor ini tidak bisa dilihat secara langsung karena kerap dihubungkan dengan kemampuan perusahaan dalam menjalankan usahanya. Semakin tinggi nilai ini, kemampuan untuk berkembang akan besar dan cocok untuk lahan investasi.
  • Nilai Buku. Inilah yang dianggap sebagai skor dari perusahaan yang mutlak. Padahal masih ada elemen lain yang disebutkan dalam beberapa poin sebelumnya. Nilai buku memperlihatkan akuntansi perusahaan apakah sedang untung atau rugi.
  • Nilai Likuidasi. Didapatkan dengan mendaftar semua aset yang dimiliki oleh perusahaan dari pusat sampai ke-cabang. Selanjutnya, nilai itu akan dikurangi dengan berbagai tanggungan yang dimiliki seperti adanya hutang.

1. Pengertian Nilai Perusahaan

Berdasarkan beberapa ahli akan memiliki perbedaan. Namun, secara konsep pengertiannya itu sama. Berikut pengertian nilai perusahaan menurut pemaparan para ahli :

  • Menurut Hery (2017), mendefinisikan bahwa pengertian nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan manajer dalam mengelola sumber daya perusahaan yang dipercayakan kepadanya yang sering dihubungkan dengan harga saham.
  • Sartono (2010), nilai dari perusahaan diartikan sebagai nilai jual dari perusahaan itu saat sedang beroperasi. Kalau nilai jualnya berada diatas nilai likuiditas, maka manajemen perusahaan sudah menjalankan fungsinya dengan baik.
  • Noerirawan (2012), ahli ini mengatakan kalau nilai yang didapat perusahaan adalah bentuk atau wujud dari kepercayaan masyarakat akan usahanya selama beberapa tahun. Tanpa kepercayaan, perusahaan akan sulit bertahan dari berdiri sampai sekarang.
  • Harmono (2009), beliau lebih memfokuskan diri pada harga saham yang berada di pasar modal. Suksesnya sebuah perusahaan sebanding dengan harganya yang terus naik. Kondisi ini bisa terjadi kalau masyarakat memberikan rasa percaya yang besar.
  • Gitman (2006), nilai yang dimiliki perusahaan sebanding dengan nilai dari lembar saham yang dijual pada pasar modal. Dari sana akan terlihat aset yang dimiliki apakah besar atau biasa saja. Kalau asetnya besar, nilai yang didapatkan semakin tinggi.
Dari beberapa pengertian diatas, kita bisa melihat kalau secara umum nilai dari perusahaan ditentukan dari kemampuannya dalam keuangan dan kepercayaan masyarakat. Selama dua hal itu bisa dipertahankan, investor tidak akan segan untuk menanamkan modalnya.

2. Pentingnya Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan sangat penting karena nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Pada awalnya perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memaksimalkan kekayaan pemilik perusahaan atau pemegang saham.

3. Konsep Nilai Perusahaan

Konsep dari nilai perusahaan ini adalah dari persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan manajer dalam mengelola sumber daya perusahaan yang dipercayakan kepadanya yang sering dihubungkan dengan harga saham.

4. Jenis-jenis Perusahaan

Ada beberapa jenis-jenis perusahaan yang akan disajikan. Jenis-jenis perusahaan ini didasarkan pada lapangan usahanya. Berikut ini jenis-jenis perusahaan menurut lapangan usahanya :

  • Perusahaan Ekstraktif, merupakan perusahaan yang kegiatan usahanya bergerak dibidang pengambilan kekayaan alam. Beberapa contoh dari perusahaan ekstraktif misalnya pertambangan (batu bara, nikel, minyak bumi, timah dll), penangkapan ikan dilaut bebas.
  • Perusahaan Agraris, prusahaan agraris merupakan perusahaan yang kegiatan usahanya mengolah lahan atau ladang. Beberapa contoh dari perusahaan ini adalah perikanan, perkebunan (kopi, teh, kina, madu, dll).
  • Perusahaan Industri, merupakan perusahaan yang kegiatan usahanya memproduksi barang-barang mentahatau setengah jadi, lalu diubah menjadi barang jadi dan nilai gunanya meningkat. Contoh dari perusahaan ini adalah pabrik pakaian yang mengolah kain menjadi pakaian jadi. Kemudian ada juga pabriksepatu yang pengolahannya dari kulit hewan dan ada juga pabrik tas dari bahan kulit sintesis.
  • Perusahaan Perdagangan, merupakan perusahaan yang kegiatan usahanya bergerak dalam bidang perdagangan. Contohnya Toko grosir, toko retail, toko kelontong, supermarket, minimarket dll.
  • Perusahaan Jasa, merupakan perusahaan yang kegiatan usahanya bergerak dibidang jasa. Beberapa contoh dari perusahaan ini adalah perusahaan telekomunikasi, perusahaan pengiriman paket barang maupun dokumen, perusahaan jasa service kendaraan atau lainnya.
5. Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan

Didirikannya perusahaan bukan tanpa tujuan, melainkan membawa tujuan serta visi dan misi yang jelas. Beberapa pendapat memaparkan bahwa tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk mencetak keuntungan sebanyak-banyaknya atau sebesar-besarnya. Di sisi lain, ada yang menyatakan bahwa tujuan dari perusahaan adalah untuk menyejahterakan para pemegang saham sekaligus pemilik perusahaannya. 

Meningkatnya nilai perusahaan dari tahun ke-tahun menjadi tolak ukur kesuksesan perusahaan dalam menjalankan usahanya. Menurut Husna (1996), nilai perusahaan merupakan harga yang akan dibayar calon pembeli jika suatu perusahaan dijual. Betapa pentingnya nilai perusahaan, lantas faktor-faktor apa saja yang memperngaruhinya ?

  • Saham
Telah banyak disinggung di awal bahwa saham merupakan salah satu faktor dalam menilai perusahaan. Bahkan investor pun melihat harga saham ini sebagai indikator dalam menentukan keputusan berinvestasinya pada perusahaan. Saham dan nilai perusahaan memiliki hubungan yang erat karena keduanya berbanding lurus. Jika harga saham tinggi, maka nilai perusahaan pun akan tinggi pula.

Sebaliknya jika harga saham menurun atau rendah, maka secara otomatis nilai perusahaan pun ikut turun. Naik turunnya harga saham ini juga dapat digunakan untuk mengetahui kesejahteraan para pemegang saham di suatu perusahaan.

  • Kemampuan Perusahaan Menghasilkan Laba
Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba juga turut memengaruhi nilai perusahaan. Dalam istilah ekonomi, hal ini juga sering disebut sebagai profitabilitas. Jika laba yang dihasilkan perusahaan jumlahnya besar dan terus meningkat, tentu nilainya akan naik. Namun jika laba yang dihasilkan perusahaan begitu-begitu saja dan bahkan menurun, maka bisa dipastikan nilai perusahaan punikut menurun. Sama seperti saham, hal ini berbanding lurus antara nilai perusahaan dan kemampuan perusahaan dala menghasilkan laba.

  • Kebijakan Hutang
Kebijakan hutang yang dilakukan perusahaan juga turut mempengaruhi. Membangun perusahaan dengan hutang tentu ada tanggung jawab tersendiri. Sebab perusahaan harus menanggung beban hutang termasuk bunganya. Hal ini tentu mengurangi pendapatan yang dihasilkan perusahaan.

Selain itu kebijakan hutang yang berlebihan juga meningkatkan resiko gagal bayar bagi perusahaan. Jika saham kemampuan menghasilkan laba perusahaan berbanding lurus dengan nilai perusahaan, maka kebijakan hutang memiliki perbandingan terbaik dengan perusahaan.

  • Skala Perusahaan
Skala perusahaan bisa dikatakan jangkauan perusahaan. Dalam artian, samapi mana kiprah perusahaan, apakah dilkal saja, nasional atau bahkan sudah internasional? Hal ini juga turut berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Semakin luas skala atau jangkauan perusahaan, maka semakin meningkat pula nilainya. Begitupun sebaliknya jika jangkauan atau skala perusahaannya tidak terlalu luas, maka nilai perusahaannya pun juga tidak terlalu tinggi. Menurut Ghozali (2016), untuk mengukur skala perusahaan dapat menggunakan total aset yang dimiliki.

  • Kebijakan Deviden
Deviden adalah laba bagi orang-orang yang memiliki saham di perusahaan. Dalam kebijakan deviden tidak hanya tentang jumlah uang yang terlibat. Hal ini berkaitan erat dengan investasi perusahaan dan kebijakan lainnya.

Ada dua pihak yang berkepentingan dalam kebijakan saham ini. Kedua pihak tersebut saling berkaitan, yaitu: antara pemegang saham dan manajemen perusahaan. Sehingga kebijakan deviden merupakan hal yang cukup rumit dan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

  • Pertumbuhan Perusahaan
Adalah kemampuan perusahaan dalam meningkatkan kapasitas. Pertumbuhan perusahaan akan memaparkan seberapa jauh posisi ekonomi perusahaan dalam industri. Ada dua alat ukur yang bisa dipakai untuk melihat pertumbuhan perusahaan. 

Yang Pertama, adalah Assets Growth Ratio. Assets Growth Ratio memaparkan pertumbuhan aset perusahaan. Aset ini merupakan aktiva yang dipakai untuk operasional perusahaan. Semakin tinggi aset, maka semakin tinggi pula operasional perusahaan.

Yang Kedua, Sales Growth Ratio.  Dalam hal ini yang dilihat adalah perubahan penjualan tiap tahunnya. Penjualan yang tinggi menandakan perusahaan dapat meningkatkan perusahaannya, yang pada akhirnya diharapkan akan menigkatkan keuntungan.

Sumber :
sinta.unud.ac.id
eprints.polsri.ac.id
media.neliti.com







Kamis, 14 Oktober 2021

Komunikasi Internal Organisasi Identifikasi

Nama  : Cipta Madani

Nim    : 12005004

Kelas  : KPI 3A

FUAD IAIN PONTIANAK

ilmukomunikasiii.com - Organisasi merupakan tulang punggung manajemen. Karena tanpa organisasi yang efisien, tak ada manajemen yang dapat menjalankan fungsinya dengan lancar. Pada dasarnya, organisasi dibentuk sebagai wadah atau tempat untuk berkumpul, bekerja sama secara rasional dan sistematis. Fungsi organisasi sampai banyak dipelajari oleh para peneliti dari berbagai bidang, terutama ilmu komunikasi,psikologi, politik, ekonomi, manajemen, hingga sosiologi.

Organisasi berusaha menggabungkan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Melalui kerangka struktural tugas dan tanggung jawab yang dibutuhkan personel. Dalam menjalankan berbagai fungsi organisasi.

Organisasi juga kerap dijumpai disekitar, mulai dari organisasi disekolah seperti OSIS, lalu ada BEM dikampus, serta organisasi tingkat desa seperti Karang Taruna, hingga organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB).

Ini adalah sekelompok orang yang berkumpul di satu tempat. Serta memberikan kontribusi upaya mereka untuk mencapai suatu tujuan bersama. Berikut pemaparan mengenai Organisasi Identifikasi, pengertian, hubungan, pengaruh serta peranannya yang patut diketahui.

1. Pengertian 

 Organisasi Identifikasi merupakan salah satu bentuk kesatuan anggota dengan visi dan misi, serta tujuan organisasinya yang terdiri dari dimensi kognitif,efektif,evaluatif,dan tingkah laku.

2. Hubungan Organisasi Identifikasi

 Organisasi identifikasi dan organiasi komitmen juga ada hubungannya dengan Psikologis Karyawan, yaitu hubungan antara individu dan organisasi yang terdapat dua konsep yaitu organisasi yang dibentuk berbentuk dari identifikasi dan organisasi yang terbentuk dari komitmen. Organisasi identifikasi dibangun dari aspek identitas secara objektif oleh pemegang kekuasaan. Pada perusahaan identifikasi menunjukkan bahwa: organisasi dengan identifikasi mempunyai kekhasan yang berkaitan dengan (Pengendalian untuk komitmen yang lebih efektif dengan acuan diri sendiri (self-referential) sebagai aspek keanggotaan organisasi. Dari Identifikasi dan Komitmen ada perbedaan antara keduanya, yaitu terdapat hubungan antara individu dan organisasi. Identifikasi mencerminkan kesatuan psikologis, sedangkan komitmen mencerminkan suatu hubungan antara kesatuan psikologis terpisah.

3. Pengaruh dari Identifikasi Organisasi dengan Keterikatan Kerja Karyawan

 Keterikatan kerja adalah kesediaan para anggota organisasi untuk terlibat secara psikologis dalam menampilkan kinerja terbaiknya yang dihasilkan dari dorongan individu untuk mengerahkan segala energi ke-dalam bentuk aktifitas fisik,kognitif, dan emosional (Khan,1992). Individu yang hadir secara psikologis, secara utuh, mencurahkan segala perhatian, perasaan terhubung, terintegrasi, dan berfokus pada perannya dalam menampilkan kinerja terbaik bagi organisasi adalah individu dengan keterikatan kerja yang tinggi (Khan,1992). Individu dalam suatu organisasi akan menampilkan perilaku yang menunjukkan keterikatan kerja ketika mereka terlibat secara fisik didalam penyelesaian tugas, baik secara individu maupun kelompok, menghasilkan pemikiran terbaik yang melibatkan kemampuan kognitif mereka, fokus, memberikan perhatian pada apa yang mereka kerjakan, dan secara emosional memiliki keterkaitan dengan pekerjaan serta orang lain sebagai wujud pemberian usaha terbaik dalam menyelesaikan pekerjaan mereka atau secara sesderhana, namun mereka menginvestasikan tangan, kepala, dan hati (hands, head, and heart) mereka bagi organisasi (Khan,1992).

Ketika anggota organisasi memiliki keterikatan emosional dengan organisasi maka mereka akan mengidentikkan dirinya dengan organisasi dan perasaan identik tersebut yang kemudian akan mendorong peningkatan keterikatan anggota dengan organisasinya (Blader & Tyler, 2009). Kondisi dimana anggota organisasi secara sukarela mengidentikkan dirinya dengan organisasi atau sebaliknya inilah yang menjadikan organisasi sebagai identitas sosial diri mereka, didefinisikan sebagai Organizational identification (Blader & Tyler, 2009).

4. Peran Organisasi Identifikasi

Organizational identification memiliki peran sentral dalam membangun identitas sosial dari anggota organisasi, baik ketika mereka sedang berada didalam lingkungan kerja maupun disaat mereka sedang berinteraksi dengan masyarakat dalam kehidupan personalnya. Organiasi identifikasi memengaruhi tingkat keterikatan anggota organisasi dengan organisasinya karena kondisi tersebut mampu melebarkan sudut pandang anggota organisasi hingga mereka dapat melihat lebih dalam, dan menginternalisasi kesuksesan organisasi sebagai bagian dari kesuksesan personal mereka. Perilaku ''Pro-organisasi" tersebut juga akan mengarahkan pada kondisi psikologis yang dinamakan keterikatan kerja (job attachment) yaitu perilaku yang bersedia melebihi peran formalnya didalam organisasi (extrarole behavior), kinerja dan sebagainya. Tantangan yang kemudian lahir dari berbagai penjelasan di atas adalah bagaimana kondisi organizational identification tersebut memengaruhi proses pencapaian tingkat keterikatan kerja yang tinggi bagi anggota organisasi yang bersifat kolegial sebagaimana lingkungan kerja di dalam suatu perusahaan.

Kata kunci: Identifikasi dan Keterikatan kerja

5. Tujuan Penulisan

  • Untuk mengetahui apa itu organisasi identifikasi.
  • Mengetahui hubungan antara keterikatan kerja dengan identifikasi organisasi.
  • Mengetahui hal apa saja yang mempengaruhi keterikatan kerja dengan organisasinya.
  • Memberikan rekomendasi bagi pihak pengambil keputusan strategis terkait pentingnya mengelola keterikatan kerja tersebut.

Dapat disimpulkan bahwa di dalam organizational identification ini memiliki pengaruh positif secara signifikan terhadap tingkat keterikatan kerja bagi organisasi.



DAFTAR PUSTAKA

Blader, S.L.,& Tyler,T.R (2009). Testing and extending the group engagement model: Linkages between social identify, procedural justice, economic outcomes, and extrole behavior, Journal of Applied Psychology,94(2),445-464.








Kata kunci: Identifikasi,Komitmen dan Psikologi Karyawan

Voice - Silence and Employee Participation

 Cipta Madani Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam INTERNAL COMMUNICATION Pinder and Haris (2001) mendefinisikan silence sebagai ketia...